Seringkali kita mendapati
seseorang yang mengatakan bahwa dirinya adalah seorang Hard Worker atau pekerja
keras, bahkan di banyak sekali aplikasi atau curriculum vitae disebutkan bahwa
dia adalah hard worker yang dimaksudkan untuk meyakinkan perusahaan yang ingin “dilamar”
bahwa dia adalah seseorang yang mampu bekerja “Pagi – Siang – Malam”.
Saya teringat perbincangan saya
dengan beberapa orang yang mengeluhkan kehidupannya di perusahaan, salah
satunya adalah seorang rekan yang berkarir di salah satu perusahaan. Rekan
tersebut mengeluh kalau atasannya tidak begitu mengapresiasi apa yang telah
dilakukannya, bahkan dalam Performance Appraisal atau Penilaian Kinerja dia
selalu mendapatkan nilai yang tidak memuaskan dibanding dengan rekan-rekannya. Dia
bercerita bahwa hampir setiap hari dia lembur pulang malam untuk menyelesaikan
semua pekerjaannya, bekerja keras agar
segala hal dan tarjet yang dibebankan terhadapnya dapat dia selesaikan dengan
baik. Pada akhirnya dia menarik suatu “kesimpulan” bahwa atasannya tidak
menyukainya. Selanjutnya saya bertanya kepada dia, “Kenapa selalu lembur ?” Dia
bilang bahwa pekerjaannya sangat banyak sekali sehingga sepertinya seakan-akan
tidak ada ujungnya, bahkan belum kelar pekerjaan yang satunya sudah diberikan
tugas atau pekerjaan yang baru. Kemudian saya bilang ke dia bahwa dia
betul-betul seorang Hard Worker sejati, dia pun menimpali, “Khan… kurang kerja
keras apa saya.”
Tentunya kisah di atas banyak
dialami oleh rekan-rekan yang lain. Pertanyaan selanjutnya adalah, “Banggakah
kita sebagai seorang Hard Worker ?” Pagi, siang, malam bahkan bila perlu pagi
bertemu pagi lagi untuk bekerja.
Lalu bagaimanakah dengan Smart
Worker ? masih sedikit orang yang menyatakan bahwa dirinya adalah Smart Worker.
Seorang Smart Worker adalah orang yang sangat paham bagaimana dia harus
me-manage atau mengelola aktivitas atau pekerjaannya, dia betul-betul
menerapkan Time Management serta PDCA (Plan Do Check Action) didalam setiap
aktivitas yang dijalaninya, sehingga pekerjaan yang dilakukan sangat efektif
bahkan efisien. Smart Worker paham betul apa yang harus dilakukannya di setiap
harinya, mulai tahapan-tahapan pekerjaannya, skala prioritas yang harus
dilakukan, koordinasi pekerjaan yang harus dilakukan, kapan harus melakukan
review pekerjaan, kapan harus membuat dan menyelesaikan laporan, hingga kapan
waktu untuk bersantai untuk dia. Bahkan saat dia harus bertugas di luar kantor,
dia dapat menyelesaikan segala pekerjaannya dengan baik. Karena segala data
yang dia butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaannya dapat di email kan, sehingga
dapat segera dia kerjakan atau dia review. Apalagi di era saat ini, era para
Netizen, yaitu era kemudahan didalam berkomunikasi dan mengakses hal apapun di
dunia maya, seakan-akan dunia ada di genggaman. Apabila ada hal yang kurang
jelas terkait data yang dia terima, dia dapat menelpon kantor atau klien saat
itu juga dengan biaya yang sangat murah saat ini dimanapun dia berada. Belum
lagi sarana komunikasi yang lain, mulai dari SMS, YM, Google Talk, BBM, hingga
What’s Up. Ditambah dengan berbagai media sosial seperti Face Book, Twitter,
hingga Linked In semakin mempermudah komunikasi. Berbagai sarana komunikasi
tersebut sebagian besar betul-betul dimanfaatkan untuk menunjang pekerjaannya,
bukan sekedar untuk “eksis”. Fasilitas dan operational system gadget saat ini
pun semakin mendukung dan mempermudah untuk melakukan hal itu semua. Sehingga
tidak ada alasan bagi para Smart Worker untuk beraktivitas atau menyelesaikan
segala pekerjaannya. Kalaupun harus pulang larut, hal itu bukan dikarenakan
tidak efisiennya dia didalam bekerja, akan tetapi ada hal yang betul-betul
harus dia selesaikan saat itu. Serta tidak setiap hari dia pulang larut.
Para penganut Mobile Office dapat
dikategorikan sebagai Smart Worker, dia bisa menyelesaikan pekerjaannya di
manapun dia berada. Salah satu contohnya adalah sambil ngopi di suatu coffee
shop dengan membuka net book dia bisa memanfaatkan fasilitas wifi yang tersedia
untuk bekerja, mulai dari menerima email, menjawab email, membuat proposal, membuat
laporan, meeting dengan klien, hingga melakukan transfer melalui net banking.
Kelar aktivitas ngopi tersebut, dia bisa relaks seperti menonton film box
office di Cineplex yang ada di lokasi tersebut atau bergerak ke lokasi yang
lain untuk bertemu klien atau rekan-rekan yang lain.
Sekarang tinggal kita memilih,
akan menjadi seorang Hard Worker ataukah sebagai seorang Smart Worker.