Hari kamis, 11
April 2013 saya mengisi acara Career & Office Matter di Hard Rock FM Radio,
Surabaya dan SBO tv dengan topic MUTASI atau RESIGN. Dan saya ingin berbagi
pembahasan topic tersebut di blog ini.
Mendengar
kalimat mutasi seringkali terbayang hal-hal yang negatif di benak para karyawan,
mulai dari merasa tidak disukai oleh atasan atau merasa dinilai performance
yang tidak bagus. Sehingga ketika ditawarkan untuk mutasi ke tempat lain sang
karyawan sudah pasang tameng melakukan penolakan. Dari sekian banyak Hard
Rockers (pendengar radio Hard Rock) yang sms atau nge-tweets, sekitar 60%
menyatakan apabila dimutasi mending memilih untuk resign, sedangkan sekitar 40%
mengatakan akan menerima mutasi. Sedangkan 2 (dua) orang Hard Rockers yang menelpon,
1 (satu) orang yang bekerja di salah satu bank menerima mutasi yang diberikan
oleh atasan karena dia merasa sudah lama berada di divisi yang lama, sehingga
ketika diberi tawaran untuk mutasi ke divisi yang ditempati saat ini dia
menerima. Karena selain sudah merasa jenuh di divisi yang lama, dia juga merasa
akan ada pengalaman baru yang bisa didapatkan di tempat yang baru. Sedangkan
penelpon yang lainnya mengatakan bahwa dia pernah juga mengalami mutasi, pernah
juga melakukan resign akan tetapi alasan resignya bukan karena tidak terima
dimutasi, melainkan karena merasa sudah tidak ada tantangan lagi di perusahaan
yang lama, sehingga memilih resign dan mencari karir di perusahaan yang lain.
Ketika seorang
atasan akan melakukan mutasi terhadap karyawannya, hal tersebut tentunya
dilakukan dengan berbagai pertimbangan, bukan sekedar asal memutasi.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain
:
- Ada potensi atau kompetensi lain yang dilihat oleh sang atasan, sehingga karyawan tersebut dimutasi ke divisi lain yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
- Kebutuhan dari cabang lain di luar kota akan bantuan pengembangan divisi sesuai skill yang dimiliki karyawan tersebut.
- Keberhasilan dari karyawan tersebut didalam mengembangkan kantor cabang, sehingga dimutasi di cabang yang berada di kota lain dengan harapan juga sukses mengembangkan bisnis atau revenue dari cabang tersebut.
- Pengembangan karir, atasan memiliki pertimbangan yang sangat strategis terkait karyawannya yang akan dimutasi. Atasan merasa si karyawan memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi seorang pimpinan atau manajer, sehingga atasan harus memutasi karyawan tersebut dengan maksud agar nantinya ketika sang karyawan tersebut menjadi pimpinan, karyawan tersebut betul-betul menguasai line business perusahaan tersebut secara keseluruhan dan menjadi seorang pimpinan atau manajer yang matang.
Untuk itu
ketika kita sebagai karyawan dipanggil atasan dan di katakan akan dimutasi,
hilangkan dulu pikiran-pikiran negatif yang ada di pikiran kita. Kita sebagai
karyawan memiliki hak untuk bertanya mengapa kita dimutasi,
pertanyaan-pertanyaan yang dapat kita ajukan kepada atasan kita adalah :
- Mengapa kita dimutasi.
- Apakah performance appraisal kita tidak bagus, sehingga harus dimutasi.
- Di divisi atau di lokasi manakah kita akan dimutasi
- Jenis atau job des dari pekerjaan yang harus kita lakukan di tempat yang baru seperti apa.
- Tantangan dan target kerja di tempat yang baru seperti apa.
- Hingga lingkungan kerja atau team yang ada di tempat baru seperti apa.
Pertanyaan-pertanyaan
seperti itu harus kita lakukan, agar kita betul-betul paham alasan sebenarnya
yang diberikan oleh atasan atau perusahaan terhadap proses mutasi kita,
sehingga tidak ada lagi persepsi yang salah terhadap mutasi kita. Selain itu ketika
pada akhirnya kita bersedia dimutasi, kita sudah mulai bisa meraba atau tahu
jenis pekerjaan serta kondisi lingkungan kerja di tempat atau divisi yang baru
dan memudahkan kita untuk melakukan strategi adaptasi.
Karena berada
di lingkungan dan jenis pekerjaan yang baru, adaptasi adalah tantangan yang
paling berat yang harus dilakukan. Hal tersebut karena kita harus benar-benar
fokus belajar tentang jenis pekerjaan, job des, serta tugas dan tanggung jawab
kita, sehingga kita bisa meunjukkan performance terbaik kita di tempat yang
baru. Selain itu adaptasi dengan team kerja yang baru juga merupakan tantangan
tersendiri, karena sebagai orang baru seringkali kemampuan kita diragukan oleh
orang-orang yang sudah bercokol lama di tempat tersebut.
Ketakutan akan
suatu mutasi pernah dialami oleh Indy Barens, sebelum menjadi seorang presenter
yang sukses, dulunya Indy adalah seorang marketing atau Account Executive di
radio Hard Rock FM Jakarta. Meuthia Kasim melihat ada potensi dan kompetensi
yang besar didalam diri Indy Barens untuk menjadi seorang penyiar. Awalnya Indy
menolak dengan keras tawaran yang diberikan oleh Meutia Kasim, tetapi Meuthia
Kasim pun bersikeras memaksa Indy untuk menerima tantangan tersebut dan
ditandemkan dengan Edwin Paringkuan yang saat itu merupakan penyiar senior di
radio Hard Rock FM Jakarta. Pada akhirnya saat ini kita bisa menyaksikan
seorang Indy Barens adalah salah seorang presenter kelas A di Indonesia.
Kita sebagai
karyawan pun boleh mengajukan mutasi terhadap diri kita sendiri ke atasan
seandainya kita merasa memiliki potensi atau kompetensi yang lain yang dapat
dikembangkan di tempat yang baru. Untuk itu biasanya atasan akan melakukan
evaluasi dan tes lagi terkait dengan kompetensi kita. Hal tersebut pernah
terjadi pada client saya, setelah saya memberikan pelatihan dia menanyakan
kemungkinan dia dimutasi di tempat lain seandainya dia mengajukan. Saya bilang
ke dia, kalau anda merasa yakin dengan kemampuan yang anda miliki, ajukan saja.
Seminggu kemudian dia sms saya bahwa dia telah berbicara ke atasannya terkait
dengan keinginan dia untuk menjadi seorang marketing dari posisi yang
dijabatnya saat ini sebagai administrasi. Atasannya mengatakan kepadanya bahwa
kalau dia yakin, atasan tersebut akan melakukan tes dan evaluasi terhadap
kinerjanya sebagai administrasi apakah bagus atau tidak. Dalam arti alasan dia ingin dimutasi adalah
bukan karena dia tidak betah atau tidak berkembang di divisi administrasi, akan
tetapi karena memang ingin mengembangkan potensi yang lainnya. Selama 1 (satu)
semester dia diamati dan dievaluasi oleh atasannya, dan ternyata dia memang
memiliki performance yang bagus di divisi administrasi, selain itu dari hasil
tes dia memang memiliki potensi yang baik untuk menjadi seorang marketing.
Sehingga pada semester berikutnya dia berpindah divisi ke divisi marketing dan
cukup sukses menjalaninya.
Kalaupun pada
akhirnya kita betul-betul tidak mau dimutasi dan memilih jalur resign, tentunya
banyak hal pula yang harus kita persiapkan untuk resign, yaitu :
- Mencari pekerjaan yang baru di perusahaan lain yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan kita secara cepat, karena ketika kita dimutasi pasti ada masa dead line yang diajukan oleh perusahaan.
- Adaptasi lagi di perusahaan yang baru dengan budaya kerja, sistem, dan team kerja yang juga baru.
Tidak
terkecuali pula ketika kita resign dan memilih untuk berwira usaha, tentunya
kita juga harus menyiapkan berbagai hal terkait dengan berwira usaha tersebut,
mulai dari jenis usaha, permodalan, lokasi usaha, pemasarannya, dll.
Jadi bersedia
dimutasi atau resign adalah suatu pilihan, apapun itu pilihan kita harus
betul-betul dipersiapkan dengan baik.