Beberapa waktu
lalu diumumkan hasil survey terkait dengan calon Presiden yang Ideal di
Indonesia, hasilnya 46,9 % menyatakan bahwa calon Presiden yang ideal adalah
seorang calon yang jujur, menjadi peringkat 1 (satu) sebagai syarat calon
seorang Presiden. Peringkat 2 (23,2 %) berpihak kepada rakyat, peringkat 3 (8,2
%) adalah tegas.
Sangat menarik
untuk diamati, karena dulu Presiden yang didambakan adalah seorang yang tegas,
berwibawa, lalu berpihak kepada rakyat, sedangkan saat ini adalah sosok yang
jujur. Hal tersebut terjadi karena mungkin rakyat merasa telah dibohongi selama
ini karena banyaknya kasus korupsi yang terjadi, serta permasalahan lainnya
yang tak kunjung selesai.
Mencari sosok
Pemimpin yang Jujur, tentunya bukanlah hal yang
mudah, karena menilai atau mengetahui bahwa seseorang tersebut jujur atau tidak
sangatlah sulit dilakukan. Kita tidak bisa mengandalkan feeling kita untuk
menilai bahwa seseorang tersebut adalah sosok yang jujur atau tidak, bahkan
tidak ada alat test kejujuran di psikotest. Hal tersebut membuktikan bahwa
tidak mudah untuk menilai JUJUR. Pernah klien saya mengalami masalah terhadap
etos kerja karyawannya terutama terkait dengan kejujuran, banyak sekali harga
yang dimainkan serta karyawan menerima “kutipan” dari vendor atau yang dapat
dikatakan sebagai korupsi swasta. Sehingga pimpinan perusahaan meminta saya dan
team untuk melakukan recruitment dengan menitik beratkan pada nilai kejujuran
untuk calon karyawannya yang baru. Kami pun menjelaskan ke pihak pimpinan
perusahaan tersebut, bahwa kejujuran tidak dapat dilihat dari psikotest.
Sehingga yang dapat dilakukan oleh perusahaan tersebut adalah membuat suatu
sistem yang ketat yang meminimalkan manipulasi-manipulasi tersebut.
Kembali lagi
ke masalah mencari calon pemimpin yang jujur, yang dapat dilakukan untuk
menilai bahwa seseorang tersebut adalah orang yang jujur atau tidak adalah
dengan memperhatikan track record orang tersebut selama menjadi pimpinan
organisasi, bukan sekedar saat kampanye atau pemaparan Visi Misi saja. Dengan
memperhatikan track recordnya, maka kita bisa melihat dengan baik apakah
seseorang tersebut adalah sosok yang tidak pernah tersangkut dalam suatu
masalah, amanah, tegas terhadap aturan, serta sederhana dalam berkehidupan.
Cukupkah
dengan mengamati track recordnya? Tidak cukup rasanya dengan hanya mengamati
track record seseorang, karena kejujuran juga terkait dengan Iman, yaitu
seberapa kuat dia bertahan dan bahkan melawan suatu godaan. Ingat semakin
tinggi pohon kelapa maka semakin tinggi terpaan angin, semakin tinggi posisi
seseorang maka semakin tinggi pula godaan yang dihadapi. Jadi ketika seseorang
tersebut memiliki track record yang baik didalam memimpin organisasi yang lain,
belum tentu orang tersebut tetap menjadi baik ketika naik “pangkat” menjadi
pimpinan di level yang lebih tinggi lagi. Karena satu paket dengan suatu
kejujuran, keimanan seseorang hanya diketahui oleh orang itu sendiri dan Tuhan.
Manusia bisa berubah karena tidak mampu menahan godaan yang ada, sehingga
apabila dulu orang tersebut adalah sosok yang baik dan jujur, belum tentu ke
depannya tetap baik dan jujur.
No comments:
Post a Comment