Euforia kemenangan Chelsea di
piala Champion masih terasa hingga saat saya menulis blog ini. Di kantor pun
rekan-rekan masih gegap gempita membicarakan kemenangan The Blues (julukan
Chelsea), maklum saat Final Champion di helat bertepatan dengan hari libur,
sehingga baru pagi ini rekan-rekan gegap gempita membicarakan. Walaupun saya
yakin mereka sudah saling berceloteh di social media maupun ber-BBM an diantara
mereka.
Sukses Chelsea menjuarai Champion
tidak akan terlepas dari sosok Di Matteo, sang caretaker atau manajer pengganti
sementara yang menukangi The Blues, bahkan bukan hanya berhasil meraih piala
Champion akan tetapi Di Matteo sukses pula membawa Chelsea menjuarai piala FA.
Sebuah prestasi yang luar biasa bagi seorang caretaker.
Roberto Di Matteo, pria berkebangsaan
Italia kelahiran Schaffhausen – Swiss, 29 Mei 1970 ini hanyalah manajer ad
interim atau sementara yang menggantikan posisi Andre Villas Boas sekitar 3
bulan yang lalu saat Boas diberhentikan oleh Roman Abramovich sang pemilik
Chelsea. Saat itu tidak ada yang menduga akan kemampuan Di Matteo sampai
seperti ini, mampu menyandingkan gelar FA dan Champion sekaligus. Bahkan saat
memenangi FA pun, Abramovich masih belum mempercayai kemampuan Di Matteo, dia
masih melontarkan opini akan mencari pelatih tetap yang menggantikan posisi
Boas. Rumor keinginannya untuk menggaet kembali The Special One Mourinho hingga
Pep Guardiola beredar di berbagai media dan menjadi perbincangan di kalangan
pecinta bola.
Di saat Villas Boas menangani The
Blues, posisi The Blues terpuruk dengan berbagai kekalahan yang dideritanya.
Konon hal tersebut diakibatkan ketidak percayaannya terhadap para pemain senior
Chelsea dan membangku cadangkan para pemain senior. Hal tersebut tentunya
menimbulkan gejolak di internal Chelsea. Bahkan Frank Lampard dan John Terry
pernah secara terbuka mengungkapkan kekesalannya terhadap kebijakan Boas di
berbagai media. Keputusan cepat langsung diambil oleh Abramovich untuk segera
memberhentikan Boas agar Chelsea tidak semakin terpuruk. Sambil menunggu adanya
pelatih atau manajer baru bagi The Blues, maka diangkatlah Di Matteo menjadi
caretaker. Tidak ada harapan yang membumbung dari Abramovich bagi Di Matteo,
karena harapan dia hanyalah agar kondisi internal Chelsea kondusif dan terjaga
dengan baik selama tidak adanya pelatih tetap.
Ternyata bukan hanya kondisi yang
kondusif yang mampu diciptakan oleh Di Matteo, namun dia mampu melakukan
komunikasi yang baik diantara para pemain Chelsea, baik para pemain muda maupun
dengan para pemain senior. Saat para pemain sudah tidak percaya diri lagi
menjalani sisa laga di Liga Primer, Di Matteo mampu memotivasi mereka untuk
bangkit menjalani sisa laga yang ada, apalagi pertandingan piala Champion juga
sudah di depan mata dan akan menghadapi klub-klub terbaik Eropa.
Kemenangan demi kemenangan diraih
oleh The Blues hingga meraih piala FA. Meraih piala FA juga masih belum membuat
Abramovich menaruh respect terhadap raihan mantan gelandang Chelsea tersebut.
Bahkan saat mampu mengalahkan klub terbaik di dunia Barcelona di semifinal
Champion pun masih belum mampu membangun kepercayaan sang Taipan akan
kemampuannya. Apalagi ternyata posisi akhir Chelsea di Liga Inggris hanya
nangkring di posisi 6 (enam). Posisi tersebut sangat tidak aman bagi Chelsea di
edisi Champion musim 2012 – 2013, karena hanya posisi empat besar Liga Inggris
yang akan maju ke Champion musim mendatang atau sang juara di piala Champion
yang secara otomatis akan mengikutinya, dan posisi keempat tersebut ditempati
oleh Tottenham Spurs. Sebuah dilema bagi Di Matteo, sehingga pilihannya hanya
satu yaitu juara di Champion agar tetap mengikuti Champion musim depan
sekaligus mengubur mimpi Spurs tampil di Champion. Namun bukan hal yang mudah
untuk mewujudkannya karena beberapa pemain terbaiknya terkena akumulasi kartu
sehingga tidak dapat tampil di Final, salah satunya adalah John Terry sang
kapten, belum lagi pertandingan final tersebut di helat di Alianz Arena yang
merupakan kampung halaman Munchen. Sekali lagi hal tersebut mampu dijawab oleh
Di Matteo dengan memboyong piala Champion ke London (markas The Blues).
Hal yang luar biasa yang dapat
dipelajari dari seorang Di Matteo adalah cara dia menjawab suatu keraguan,
bahkan ketidak percayaan sang pemilik klub melalui pembuktian prestasi. Banyak
sekali kita temui di berbagai perusahaan, pimpinan perusahaan yang meragukan
dan tidak percaya akan kemampuan anak buahnya. Apalagi ketika ada pimpinan
tinggi perusahaan yang mengundurkan diri, maka pimpinan tertinggi mengalami
kebingungan mencari penggantinya. Dia sibuk mencari calon pimpinan baru pengganti
dari eksternal perusahaan, padahal di
internal terdapat orang-orang potensial yang tidak mampu terlihat olehnya.
Belum lagi ketika sang pimpinan tertinggi tersebut terjebak oleh “ANAK EMAS”,
maka ketika sang Anak Emas pergi meninggalkannya semakin kebingungan dia
mencari penggantinya.
Ketika sang pimpinan tidak
mempercayai atau meragukan kemampuan kita, seringkali keluh kesah yang kita
ungkapkan, bahkan sumpah serapah terhadap pimpinan kita ungkapkan. Keluh kesah
dan sumpah serapah bukan akan memperbaiki dan meningkatkan kinerja kita, malah
akan membuat kinerja kita menurun, hal tersebut karena kita mengalami
demotivasi.
Di Matteo telah memberikan suatu
pelajaran nyata, bukan keluh kesah dan sumpah serapah yang dia ungkapkan akibat
tekanan ketidak percayaan sang Taipan. Tidak banyak komentar yang keluar dari
mulutnya yang dia ungkapkan di media, walaupun banyak sekali pertanyaan dari
media yang menanyakan ketidak pastian posisinya. Di Matteo tetap tenang dan
tidak meladeni pertanyaan-pertanyaan tersebut. Pergolakan batinnya dia jawab
dengan prestasi.
Jadi bukan keluh kesahlah yang
harus kita lakukan apabila pimpinan tidak “melirik” kemampuan kita, akan tetapi
kita tetap fokus dengan tugas atau pekerjaan kita dan memberikan suatu
pembuktian nyata. Karena semakin banyak kita berceloteh, maka semakin banyak energi
negative yang kita keluarkan serta tidak akan pernah selesai pekerjaan kita. Dengan
tetap tenang pikiran kita akan tetap fokus menghadapi berbagai kendala didalam
pekerjaan kita, sehingga mampu menyelesaikannya dengan baik.