Beberapa waktu yang lalu saya
bertemu dengan salah seorang pimpinan perusahaan farmasi, dari obrolan tersebut
tiba-tiba dia mengeluhkan kemampuan beberapa bawahannya yang seringkali
menjengkelkannya karena berkali-kali membuat kesalahan dan tidak mengalami
perubahan ke arah yang lebih baik. Terkadang dia sampai harus turun ke bawah
untuk membantu menyelesaikan pekerjaan dari bawahannya tersebut, bahkan
pekerjaan yang sifatnya administrasi pun dia harus membantu.
Saya bertanya kepada pimpinan perusahaan
farmasi tersebut, kenapa bisa seperti itu? Apakah karena sistem yang kurang
benar atau kemampuan mereka yang bermasalah? Dia mengatakan kalau kemampuan
mereka yang bermasalah, seringkali mereka melakukan kesalahan kerja.
Kemudian saya bertanya lagi
kepadanya, “Apa yang anda lakukan bila hal tersebut terjadi ?” Dia menjawab, kalau seringkali dia harus
terjun ke bawah untuk membantu pekerjaan mereka agar pekerjaan mereka cepat
selesai. Mendengar jawaban tersebut saya pun bergumam dan berkata kepadanya, “Anda
“BAIK” sekali ya… ?” Mendapat sindiran seperti itu, dia pun tersenyum kecut.
Dia sadar apabila yang ia lakukan adalah hal yang sebenarnya juga tidak baik
karena masih banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan, namun dia sendiri juga
kebingungan terhadap solusinya.
Selanjutnya saya tanya kembali, “Pernah
marah tidak ke bawahan tersebut ?” dia jawab pernah, namun kesalahan kerja
tersebut masih sering terulang. Kemudian saya GEBRAK mejanya hingga dia kaget
dan bertanya ke saya kenapa saya menggebrak mejanya. “Kenapa Pak, kaget dan
shock ya?” tanya saya, dan dengan tersenyum saya bilang ke dia bahwa kalau hal
inilah (menggebrak meja) yang harus dilakukan kepada bawahan anda apabila
bawahan tersebut berulang kali melakukan kesalahan, bukannya malah membantu dia
menyelesaikan pekerjaannya walaupun pimpinan tersebut telah memarahinya. Karena
kalau pola tersebut yang dilakukan, maka yang ada dibenak bawahan adalah pasti
pimpinan akan membantu dia menyelesaikan pekerjaannya walaupun dengan risiko
dimarahi, tetapi pasti tetap akan dibantu.
Merupakan hal yang sah kita
menggebrak meja bawahan sebagai shock terapy apabila dia berulang kali melakukan
kesalahan atau lamban didalam menyelesaikan pekerjaannya dan bilang ke bawahan
agar dia belajar untuk lebih cepat lagi didalam bekerja dan tidak sering
melakukan kesalahan kerja, karena hal tersebut akan mengganggu kinerja
perusahaann secara keseluruhan. Serta jangan segan-segan untuk mengucapkan akan
mengeluarkan Surat Peringatan apabila masih terulang kesalahan yang sama.
Ketegasan sikap kita diperlukan agar seluruh proses pekerjaan di perusahaan
dapat berjalan dengan lancar dan baik. Menggebrak meja bukanlah hal yang tidak
sopan untuk dilakukan serta hal tersebut tidak melanggar UU Ketenagakerjaan.
Akan lebih tidak sopan lagi apabila pimpinan sering turun tangan untuk membantu
bawahan didalam menyelesaikan pekerjaannya, sementara dia sendiri juga memiliki
pekerjaan yang harus diselesaikan. Karena hal tersebut akan memanjakan bawahan
untuk tidak pernah mau belajar menjadi lebih baik lagi serta menjadi malas.
Sebab yang ada di benaknya adalah pasti akan ada Dewa Penyelamat apabila
terjadi kesalahan atau apabila pekerjaan belum selesai. Menggebrak meja
bukanlah tindakan kejam, akan tetapi merupakan salah satu tindakan tegas dan sayang
terhadap bawahan kita agar dia menjadi pekerja yang memiliki value bagi perusahaan.
No comments:
Post a Comment