Pernahkah
mengalami bullying di tempat anda bekerja ? Ataukah malah anda yang melakukan
bullying tersebut terhadap rekan kerja anda ? Lalu, apakah sebenarnya bullying
di tempat kerja itu ?
Kalau dulu
ketika kita bersekolah kita pernah mengalami bullying di sekolah kita, yaitu
kita di olok-olok dengan panggilan atau julukan tertentu, dipalaki, disuruh
mengerjakan tugas, dan hal-hal lain yang terkait dengan dunia remaja. Pada saat
kita bekerja praktek bullying pun masih ditemui dan bahkan hal-hal yang
dilakukan untuk bullying lebih berkembang lagi, yaitu bukan hanya sekedar
olok-olok fisik, namun juga terkait dengan hubungan pekerjaan serta pekerjaan
itu sendiri.
Bullying bisa
merusak banyak hal dalam diri pekerja, tak sekadar perasaan sakit hati atau ego
yang terluka; sekitar 17 persen pekerja yang merasa ditekan mengaku, pernah
berhenti dari tempat kerja akibat menjadi korban praktik bullying. Sekitar 16
persen mengaku merasa mengalami masalah kesehatan.
Bullying yang
biasanya dilakukan ditempat kerja adalah :
- Digossipkan hal-hal yang tidak benar terkait dengan status hingga prestasi kita
- Diremehkan kompetensi kita, seringkali kita tidak dipercaya oleh rekan kerja ataupun oleh atasan kita terkait kemampuan kita, sehingga tidak banyak pekerjaan yang diberikan atau didelegasikan kepada kita.
- Over job, seringkali kita dikerjain oleh senior kita dengan diberikan pekerjaan yang menumpuk. Belum kelar pekerjaan yang satunya sudah ditumpuki oleh pekerjaan yang lainnya, tidak jarang diberikan pekerjaan yang bukan job des kita.
- Tidak diikut sertakan dalam meeting, seringkali kita tidak diajak meeting oleh rekan-rekan kita dikarenakan keberadaan kita dianggap “tidak ada” oleh rekan-rekan kita. Kalaupun kita diajak meeting, keberadaan kita di ruang meeting tidak dianggap. Demikian pula dengan pendapat-pendapat kita apabila kita mengajukan pendapat, pendapat tersebut juga dianggap sebagai angin lalu.
- Dimarahi di hadapan rekan-rekan yang lain, atasan tidak memanggil kita didalam ruangannya apabila terdapat kesalahan yang kita lakukan akan tetapi langsung memarahi kita dihadapan rekan-rekan kita yang lain atau bahkan dihadapan anak buah kita.
- Dimaki-maki oleh vendor atau pelanggan, pelanggan memaki-maki kita terkait dengan ketidak puasan mereka dengan pelayanan perusahaan kita dan tidak jarang makian tersebut adalah kata-kata yang menyakitkan.
Pelaku
bullying di kantor bisa terjadi di berbagai kalangan di perusahaan, yaitu mulai
dari atasan, rekan kerja, pelanggan, hingga bawahan kita. Dan yang menjadi
target bullying biasanya adalah orang baru ditempat kerja tersebut, entah itu
pekerja yang mulai dari posisi bawah maupun orang baru yang langsung menduduki
jabatan tertentu, seperti manajer misalnya. Orang yang menduduki jabatan baru,
walaupun dia adalah orang lama di perusahaan tersebut juga tidak luput dari
praktek bullying. Juga orang yang mutasi ke divisi atau cabang lain.
Ada cerita
menarik yang pernah dialami oleh salah seorang supervisor di perusahaan yang
pernah menjadi klien saya, dia di bully anak buahnya secara kolektif atau
secara beramai-ramai dengan melempar sepeda motor sang supervisor tersebut ke
sungai sebelah pabrik. Selidik punya selidik ternyata hal tersebut dilakukan
oleh para anak buahnya karena para anak buah tersebut merasa sang supervisor
memimpin dengan semena-mena, yaitu selalu main perintah dan marah-marah. Para
anak buah merasa telah di bully, sehingga mereka ganti melakukan bullying ke
supervisor dengan cara melempar sepeda motornya ke sungai. Hal tersebut mereka lakukan dengan harapan
supervisor tidak lagi melakukan bullying ke anak buahnya.
Ada juga
seorang manajer yang baru saja memimpin perusahaan di bully oleh para anak
buahnya karena anak buahnya tahu bahwa sang manajer yang baru tersebut masih
belum paham akan budaya kerja serta sistem kerja yang ada di perusahaan
tersebut, sehingga anak buahnya melakukan bullying ke pimpinannya terkait
sistem kerja yang ada.
Terlihat dari
kedua cerita tersebut, bahwa bullying bukan hanya terjadi pada bawahan, akan
tetapi juga bisa terjadi pada level pimpinan.
Yang harus
dilakukan ketika kita mengalami bullying :
- Acuh saja apabila bullying tersebut masih berupa gossip yang tidak jelas, karena lama-lama mereka akan capek bergossip apabila gossip tersebut tidak benar serta gossip akan hilang dengan sendirinya.
- Jadikan bullying tersebut sebagai pengasah mental kita, sehingga mental kita menjadi lebih baik dan ketika menghadapi masalah-masalah yang lebih komplek mental kita sudah teruji.
- Apabila kita adalah newbie atau pendatang baru di perusahaan tersebut, terbukalah dengan mengenali lingkungan kerja anda terutama rekan-rekan kerja dan atasan kita dengan baik. Proaktif untuk berkenalan, sehingga mereka tahu keberadaan kita.
- Tunjukkan prestasi kerja kita, sehingga kompetensi kita diakui dan tidak diremehkan lagi oleh rekan kerja ataupun atasan kita.
- Ajak bicara rekan kerja yang melakukan bullying terhadap kita terkait maksudnya melakukan bullying. Biasanya apabila orang yang melakukan bullying kita ajak bicara, dia menjadi kaget karena tidak menyangka akan diajak bicara.
- Lakukan counseling ke atasan atau HRD apabila kita tidak tahu solusi yang harus kita lakukan terkait bullying tersebut.
- Resign adalah solusi paling akhir apabila kita memang sudah tidak mampu lagi menghadapi bullying tersebut, karena belum tentu kita tidak mengalami bullying juga di perusahaan tempat baru kita bekerja setelah kita resign dari perusahaan yang lama.
Selamat siang bpk..
ReplyDeletebullying dalam kantor memang masih ada..terutama di kantor saya..ini tidak terjadi pada saya tetapi terjadi juga diteman kerja saya. klo bullying itu terjadi di saya, ya saya akan berusaha acuh tapi jika bullying itu terjadi pada teman kerja saya, apa yg saya lakukan..karena saya juga harus bersifat netral diantara kedua rekan kerja saya itu dan masih dalam taraf karyawan junior.(katakan A yang sering menghujat rekan kerjanya yaitu B) usaha saya menengahi mereka berdua namun selalu gagal dan Si A tetap menghujat dan berpikiran negatif terhadap si B.background si A memang dr segi pendidikan formal lebih rendah(bersikap tidak intelektual alias kampungan, jadi susah menerima masukan dari orang lain) dari kami-kami cuma karena suatu keahliannya dia sangat berpengaruh di kantor saya.jadi sok berkuasa di kantor. nah bapak..jika berkenan untuk memberi masukan atas hal-hal apa yg dapat saya lakukan untuk menghentikan bullying2 dikantor.atasan pun sudah tau sikap itu, malah dia pilih cuek atas hal tersebut.
sebelumnya terima kasih bapak nurdin
Pagi sweety_bgt.
DeleteMaaf baru reply, krn baru buka buka blog pagi ini.
Memang salah satu hal yang susah untuk berkomunikasi adalah dengan seseorang yg tingkat intelektualnya kurang. Saya disini tidak tahu hal-hal apa saja yg telah mbak lakukan untuk menengahi hal tersebut, dalam arti apakah teknik komunikasinya untuk menyadarkan si A sudah tepat atau belum, yaitu:
1. Mungkin bisa dilakukan dengan penyadaran terbalik, yaitu dengan menyatakan apabila si A dibully balik, bgmn apakah si A jg tidak sakit hati?
2. Si B mentalnya kuat tidak? Kalau si B mentalnya kuat, ya di cuekin saja sambil dianggap hal tersebut adalah latihan mental. Biasanya kalau pihak yang di BUlly mentalnya kuat, lama-lama pihak yang mem bully akan capek sendiri dan tidak akan melakukan pem bullyan lagi.
3. Kalau memang si Boss tahu, akan tetapi tidak bereaksi. Coba mbak sweety dan si B menghadap si Boss. Ungkapkan ketidaknyamanan si B dan rekan-rekan kantor terkait dengan tindakan si A. Biasanya apabila menghadapnya berame-rame. Mau tidak mau si Boss pasti akan bereaksi, karena si Boss akan menganggap hal tersebut sudah mengganggu kenyamanan kerja perusahaan, bukan lagi mengganggu kenyamanan kerja perorangan.
Mungkin hal tersebut cukup membantu mbak Sweety... Sukses ya mbak...