Wednesday, November 7, 2012

HARD WORK atau SMART WORK



Seringkali kita mendapati seseorang yang mengatakan bahwa dirinya adalah seorang Hard Worker atau pekerja keras, bahkan di banyak sekali aplikasi atau curriculum vitae disebutkan bahwa dia adalah hard worker yang dimaksudkan untuk meyakinkan perusahaan yang ingin “dilamar” bahwa dia adalah seseorang yang mampu bekerja “Pagi – Siang – Malam”.

Saya teringat perbincangan saya dengan beberapa orang yang mengeluhkan kehidupannya di perusahaan, salah satunya adalah seorang rekan yang berkarir di salah satu perusahaan. Rekan tersebut mengeluh kalau atasannya tidak begitu mengapresiasi apa yang telah dilakukannya, bahkan dalam Performance Appraisal atau Penilaian Kinerja dia selalu mendapatkan nilai yang tidak memuaskan dibanding dengan rekan-rekannya. Dia bercerita bahwa hampir setiap hari dia lembur pulang malam untuk menyelesaikan semua pekerjaannya,  bekerja keras agar segala hal dan tarjet yang dibebankan terhadapnya dapat dia selesaikan dengan baik. Pada akhirnya dia menarik suatu “kesimpulan” bahwa atasannya tidak menyukainya. Selanjutnya saya bertanya kepada dia, “Kenapa selalu lembur ?” Dia bilang bahwa pekerjaannya sangat banyak sekali sehingga sepertinya seakan-akan tidak ada ujungnya, bahkan belum kelar pekerjaan yang satunya sudah diberikan tugas atau pekerjaan yang baru. Kemudian saya bilang ke dia bahwa dia betul-betul seorang Hard Worker sejati, dia pun menimpali, “Khan… kurang kerja keras apa saya.”

Tentunya kisah di atas banyak dialami oleh rekan-rekan yang lain. Pertanyaan selanjutnya adalah, “Banggakah kita sebagai seorang Hard Worker ?” Pagi, siang, malam bahkan bila perlu pagi bertemu pagi lagi untuk bekerja.

Lalu bagaimanakah dengan Smart Worker ? masih sedikit orang yang menyatakan bahwa dirinya adalah Smart Worker. Seorang Smart Worker adalah orang yang sangat paham bagaimana dia harus me-manage atau mengelola aktivitas atau pekerjaannya, dia betul-betul menerapkan Time Management serta PDCA (Plan Do Check Action) didalam setiap aktivitas yang dijalaninya, sehingga pekerjaan yang dilakukan sangat efektif bahkan efisien. Smart Worker paham betul apa yang harus dilakukannya di setiap harinya, mulai tahapan-tahapan pekerjaannya, skala prioritas yang harus dilakukan, koordinasi pekerjaan yang harus dilakukan, kapan harus melakukan review pekerjaan, kapan harus membuat dan menyelesaikan laporan, hingga kapan waktu untuk bersantai untuk dia. Bahkan saat dia harus bertugas di luar kantor, dia dapat menyelesaikan segala pekerjaannya dengan baik. Karena segala data yang dia butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaannya dapat di email kan, sehingga dapat segera dia kerjakan atau dia review. Apalagi di era saat ini, era para Netizen, yaitu era kemudahan didalam berkomunikasi dan mengakses hal apapun di dunia maya, seakan-akan dunia ada di genggaman. Apabila ada hal yang kurang jelas terkait data yang dia terima, dia dapat menelpon kantor atau klien saat itu juga dengan biaya yang sangat murah saat ini dimanapun dia berada. Belum lagi sarana komunikasi yang lain, mulai dari SMS, YM, Google Talk, BBM, hingga What’s Up. Ditambah dengan berbagai media sosial seperti Face Book, Twitter, hingga Linked In semakin mempermudah komunikasi. Berbagai sarana komunikasi tersebut sebagian besar betul-betul dimanfaatkan untuk menunjang pekerjaannya, bukan sekedar untuk “eksis”. Fasilitas dan operational system gadget saat ini pun semakin mendukung dan mempermudah untuk melakukan hal itu semua. Sehingga tidak ada alasan bagi para Smart Worker untuk beraktivitas atau menyelesaikan segala pekerjaannya. Kalaupun harus pulang larut, hal itu bukan dikarenakan tidak efisiennya dia didalam bekerja, akan tetapi ada hal yang betul-betul harus dia selesaikan saat itu. Serta tidak setiap hari dia pulang larut.

Para penganut Mobile Office dapat dikategorikan sebagai Smart Worker, dia bisa menyelesaikan pekerjaannya di manapun dia berada. Salah satu contohnya adalah sambil ngopi di suatu coffee shop dengan membuka net book dia bisa memanfaatkan fasilitas wifi yang tersedia untuk bekerja, mulai dari menerima email, menjawab email, membuat proposal, membuat laporan, meeting dengan klien, hingga melakukan transfer melalui net banking. Kelar aktivitas ngopi tersebut, dia bisa relaks seperti menonton film box office di Cineplex yang ada di lokasi tersebut atau bergerak ke lokasi yang lain untuk bertemu klien atau rekan-rekan yang lain.

Sekarang tinggal kita memilih, akan menjadi seorang Hard Worker ataukah sebagai seorang Smart Worker.

No comments:

Post a Comment