Thursday, May 10, 2012

SIAPA yang HARUS MEMIMPIN JAKARTA ?


2 (dua) hari yang lalu saya BBM-an dengan salah seorang teman yang berada di Jakarta, salah satu yang di curhatkan oleh teman tersebut adalah kondisi Jakarta yang semakin tidak nyaman, mulai dari semakin banyaknya organisasi massa yang menonjolkan kekerasan, demonstrasi yang selalu anarkis, hingga banjir yang selalu menerpa Ibu Kota. Saya pun juga berkata kepada dia kalau saya juga sangat tidak nyaman setiap berkunjung ke Jakarta. Selanjutnya dia bertanya, kira-kira siapa sosok yang kuat untuk memimpin Jakarta selanjutnya.

Saat ini Jakarta memang akan melakukan pemilihan calon Gubernur baru dan ada beberapa pasangan yang mencalonkan diri untuk memimpin Jakarta. Ketika ditanya teman tersebut tentang bakal calon yang paling tepat memimpin Jakarta, saya tidak dapat memberikan komentar karena saya tidak mengenal secara baik sosok para calon tersebut, selain itu saya sendiri adalah bukan penduduk Jakarta.

Yang pasti memimpin Jakarta bukanlah hal yang mudah, kota ini adalah kota yang salah kaprah bahkan sudah salah asuhan. Permasalahan yang dihadapi oleh kota ini sudah seperti benang yang kusut, yang apabila akan diurai cukup susah mencari ujung awalnya, sehingga mengalami kebingungan cara mengurainya, seperti halnya kebingungan yang dialami oleh Polantas Ibu Kota didalam mengurai kemacetan Jakarta. Bahkan seperti buah simalakama, kebingungan didalam memilih buah mana yang akan dimakan. Akan merevitalisasi sungai Ciliwung, namun telanjur banyak hunian liar yang berdiri di atas sungai tersebut, sehingga mengalami kebimbangan didalam menggusur hunian liar tersebut. Belum lagi masalah banjir yang selalu menghantui warga Jakarta setiap tahunnya.

Jakarta juga masuk sebagai salah satu kota dengan tingkat polusi paling tinggi di dunia dengan RTH (Ruang Terbuka Hijau) yang semakin menyusut (hanya 10% dari luas wilayah) dan merupakan satu-satunya Megapolitan yang tidak memiliki sarana transportasi masal yang memadai dan terintegrasi (Mass Rapid Transport).

Untuk itu, siapapun nanti yang akan memimpin Ibu Kota, orang tersebut harus memiliki Visi dan KOMIMEN yang kuat, bukan sekedar KOMAT KAMIT.
Yaitu KOMITMEN didalam kesungguhannya membenahi dan membangun Jakarta, betul-betul membangun Jakarta karena KEBUTUHAN akan pembangunan tersebut, bukan karena kebutuhan politik dan  kebutuhan “proyek”. Apabila yang dilakukan masih karena seputar kebutuhan politik dan kebutuhan proyek, walhasil Jakarta akan semakin menjadi kota yang salah kaprah dan salah asuhan. Sudah menjadi rahasia umum, apabila seorang pejabat publik dia akan dikelilingi oleh berbagai “kepentingan”, maka seberapa kuat sang pejabat publik menghadapi berbagai kepentingan tersebut.

Hal yang sangat luar biasa telah dilakukan oleh Walikota Surabaya, ibu Tri Rismaharini ketika harus menolak proyek tol tengah kota yang akan dibangun membelah kota Surabaya. Walaupun proyek tersebut di setujui oleh DPRD dan Gubernur Jawa Timur, Walikota dengan tegas berani menolak proyek tersebut, karena bagi beliau dan para ahli tata kota Surabaya proyek tol tengah kota tersebut akan lebih memperparah kemacetan tengah kota, bukan mengurai kemacetan. Terbukti di negara-negara maju tol tengah kota sudah ditinggalkan, mereka lebih mengandalkan MRT (Mass Rapid Transport). Pada akhirnya sikap yang di ambil sang Walikota di dukung oleh masyarakat kota Surabaya, apalagi sang Walikota sudah berencana membangun MRT di tahun 2013 serta telah dalam proses pembangunan jalan lingkar, baik Timur maupun Barat, serta berbagai program lainnya yang akan membuat kota Surabaya menjadi kota yang nyaman untuk dihuni oleh warganya. Sikap yang luar biasa didalam melawan suatu “kepentingan”.

Adapun ciri-ciri seseorang yang memiliki komitmen yang kuat adalah ;
  1. Tegas dan cepat didalam bersikap
Didalam setiap tindakan yang dia lakukan akan dilakukan dengan cekatan dan cepat, tidak dengan mencla-mencle. Berani mengatakan TIDAK untuk hal-hal yang tidak penting dan godaan-godaan yang dihadapi. Hal yang sekarang terjadi pada pemerintahan yang mencla-mencle didalam mengambil keputusan berkaitan dengan pembatasan BBM.

  1. Paham akan permasalahan yang dihadapi.
Karena ketegasan sikap yang dilakukan, maka sang pemimpin paham akan permasalahan yang dihadapi, sehingga keputusan yang akan diambil merupakan keputusan yang terbaik.

  1. Berani mengambil risiko.
Setiap keputusan yang akan diambil, pasti akan mengandung suatu risiko. Karena ketika kita diharuskan mengambil suatu keputusan berkaitan dengan permasalahan yang ada, maka akan terdapat risiko didalamnya. Seseorang yang berkomitmen kuat, dia akan berani menghadapi risiko tersebut, termasuk risiko politik maupun risiko massa selama keputusan yang diambil tersebut adalah hal yang paling TEPAT untuk diambil dan dilakukan.

  1. Tenang
Ketenangannya didalam menghadapi berbagai permasalahan merupakan salah satu ciri orang yang berkomitmen kuat, karena hal tersebut akan membantu dia didalam menganalisa suatu permasalahan, sehingga keputusan yang akan diambil adalah keputusan yang tepat. Pun ketenangan tersebut akan membantu dia didalam menghadapi gempuran “Kepentingan”.

  1. Bersungguh-sungguh
Setiap tindakan dari keputusan yang diambil akan dilakukan dengan sepenuh hati, bahkan dia harus menjadi sosok yang patut dicontoh dan diikuti tindakannya. Tidak segan dia akan turun ke lapangan untuk memahami permasalahan yang ada, termasuk member contoh pengerjaan, memantau proses pengerjaan proyek di lapangan, melakukan evaluasi proyek di lapangan, hingga memberikan masukan perbaikan terhadap hasil evaluasi. Bukan bekerja berdasarkan sekedar laporan dari bawahan.
Misalnya, kalaupun akan membenahi Kali Ciliwung, sang Gubernur betul-betul turun ke Ciliwung untuk memahami permasalahan yang ada, baik permasalahan struktur dan karakter sungai, permasalahan sosial penduduk yang mendiami sepanjang bantaran sungai, hingga ketika proyek tersebut berjalan, tidak segan-segan Gubernur turun ke sungai untuk memantau proyek serta evaluasi yang harus dilakukan. Bukan hanya untuk kepentingan iklan kampanye saja para calon Gubernur tersebut turun ke bawah.

Semoga Jakarta akan memiliki calon Gubernur yang memiliki KOMITMEN yang kuat didalam membenahi dan membangun Ibu Kota, menjadikan Jakarta tidak sebagai kota yang salah kaprah dan salah asuhan lagi, sehingga menjadi Ibu Kota yang layak untuk dibanggakan seperti kota-kota Megapolitan yang lainnya.

No comments:

Post a Comment