Monday, May 21, 2012

ROBERTO DI MATTEO, Menjawab Ketidak Percayaan melalui Pembuktian


Euforia kemenangan Chelsea di piala Champion masih terasa hingga saat saya menulis blog ini. Di kantor pun rekan-rekan masih gegap gempita membicarakan kemenangan The Blues (julukan Chelsea), maklum saat Final Champion di helat bertepatan dengan hari libur, sehingga baru pagi ini rekan-rekan gegap gempita membicarakan. Walaupun saya yakin mereka sudah saling berceloteh di social media maupun ber-BBM an diantara mereka.

Sukses Chelsea menjuarai Champion tidak akan terlepas dari sosok Di Matteo, sang caretaker atau manajer pengganti sementara yang menukangi The Blues, bahkan bukan hanya berhasil meraih piala Champion akan tetapi Di Matteo sukses pula membawa Chelsea menjuarai piala FA. Sebuah prestasi yang luar biasa bagi seorang caretaker.

Roberto Di Matteo, pria berkebangsaan Italia kelahiran Schaffhausen – Swiss, 29 Mei 1970 ini hanyalah manajer ad interim atau sementara yang menggantikan posisi Andre Villas Boas sekitar 3 bulan yang lalu saat Boas diberhentikan oleh Roman Abramovich sang pemilik Chelsea. Saat itu tidak ada yang menduga akan kemampuan Di Matteo sampai seperti ini, mampu menyandingkan gelar FA dan Champion sekaligus. Bahkan saat memenangi FA pun, Abramovich masih belum mempercayai kemampuan Di Matteo, dia masih melontarkan opini akan mencari pelatih tetap yang menggantikan posisi Boas. Rumor keinginannya untuk menggaet kembali The Special One Mourinho hingga Pep Guardiola beredar di berbagai media dan menjadi perbincangan di kalangan pecinta bola.

Di saat Villas Boas menangani The Blues, posisi The Blues terpuruk dengan berbagai kekalahan yang dideritanya. Konon hal tersebut diakibatkan ketidak percayaannya terhadap para pemain senior Chelsea dan membangku cadangkan para pemain senior. Hal tersebut tentunya menimbulkan gejolak di internal Chelsea. Bahkan Frank Lampard dan John Terry pernah secara terbuka mengungkapkan kekesalannya terhadap kebijakan Boas di berbagai media. Keputusan cepat langsung diambil oleh Abramovich untuk segera memberhentikan Boas agar Chelsea tidak semakin terpuruk. Sambil menunggu adanya pelatih atau manajer baru bagi The Blues, maka diangkatlah Di Matteo menjadi caretaker. Tidak ada harapan yang membumbung dari Abramovich bagi Di Matteo, karena harapan dia hanyalah agar kondisi internal Chelsea kondusif dan terjaga dengan baik selama tidak adanya pelatih tetap.

Ternyata bukan hanya kondisi yang kondusif yang mampu diciptakan oleh Di Matteo, namun dia mampu melakukan komunikasi yang baik diantara para pemain Chelsea, baik para pemain muda maupun dengan para pemain senior. Saat para pemain sudah tidak percaya diri lagi menjalani sisa laga di Liga Primer, Di Matteo mampu memotivasi mereka untuk bangkit menjalani sisa laga yang ada, apalagi pertandingan piala Champion juga sudah di depan mata dan akan menghadapi klub-klub terbaik Eropa.

Kemenangan demi kemenangan diraih oleh The Blues hingga meraih piala FA. Meraih piala FA juga masih belum membuat Abramovich menaruh respect terhadap raihan mantan gelandang Chelsea tersebut. Bahkan saat mampu mengalahkan klub terbaik di dunia Barcelona di semifinal Champion pun masih belum mampu membangun kepercayaan sang Taipan akan kemampuannya. Apalagi ternyata posisi akhir Chelsea di Liga Inggris hanya nangkring di posisi 6 (enam). Posisi tersebut sangat tidak aman bagi Chelsea di edisi Champion musim 2012 – 2013, karena hanya posisi empat besar Liga Inggris yang akan maju ke Champion musim mendatang atau sang juara di piala Champion yang secara otomatis akan mengikutinya, dan posisi keempat tersebut ditempati oleh Tottenham Spurs. Sebuah dilema bagi Di Matteo, sehingga pilihannya hanya satu yaitu juara di Champion agar tetap mengikuti Champion musim depan sekaligus mengubur mimpi Spurs tampil di Champion. Namun bukan hal yang mudah untuk mewujudkannya karena beberapa pemain terbaiknya terkena akumulasi kartu sehingga tidak dapat tampil di Final, salah satunya adalah John Terry sang kapten, belum lagi pertandingan final tersebut di helat di Alianz Arena yang merupakan kampung halaman Munchen. Sekali lagi hal tersebut mampu dijawab oleh Di Matteo dengan memboyong piala Champion ke London (markas The Blues).



Hal yang luar biasa yang dapat dipelajari dari seorang Di Matteo adalah cara dia menjawab suatu keraguan, bahkan ketidak percayaan sang pemilik klub melalui pembuktian prestasi. Banyak sekali kita temui di berbagai perusahaan, pimpinan perusahaan yang meragukan dan tidak percaya akan kemampuan anak buahnya. Apalagi ketika ada pimpinan tinggi perusahaan yang mengundurkan diri, maka pimpinan tertinggi mengalami kebingungan mencari penggantinya. Dia sibuk mencari calon pimpinan baru pengganti dari eksternal perusahaan, padahal  di internal terdapat orang-orang potensial yang tidak mampu terlihat olehnya. Belum lagi ketika sang pimpinan tertinggi tersebut terjebak oleh “ANAK EMAS”, maka ketika sang Anak Emas pergi meninggalkannya semakin kebingungan dia mencari penggantinya.

Ketika sang pimpinan tidak mempercayai atau meragukan kemampuan kita, seringkali keluh kesah yang kita ungkapkan, bahkan sumpah serapah terhadap pimpinan kita ungkapkan. Keluh kesah dan sumpah serapah bukan akan memperbaiki dan meningkatkan kinerja kita, malah akan membuat kinerja kita menurun, hal tersebut karena kita mengalami demotivasi.

Di Matteo telah memberikan suatu pelajaran nyata, bukan keluh kesah dan sumpah serapah yang dia ungkapkan akibat tekanan ketidak percayaan sang Taipan. Tidak banyak komentar yang keluar dari mulutnya yang dia ungkapkan di media, walaupun banyak sekali pertanyaan dari media yang menanyakan ketidak pastian posisinya. Di Matteo tetap tenang dan tidak meladeni pertanyaan-pertanyaan tersebut. Pergolakan batinnya dia jawab dengan prestasi.

Jadi bukan keluh kesahlah yang harus kita lakukan apabila pimpinan tidak “melirik” kemampuan kita, akan tetapi kita tetap fokus dengan tugas atau pekerjaan kita dan memberikan suatu pembuktian nyata. Karena semakin banyak kita berceloteh, maka semakin banyak energi negative yang kita keluarkan serta tidak akan pernah selesai pekerjaan kita. Dengan tetap tenang pikiran kita akan tetap fokus menghadapi berbagai kendala didalam pekerjaan kita, sehingga mampu menyelesaikannya dengan baik.

No comments:

Post a Comment